Thursday, September 29, 2011

Pelangi hati

Gemericik hujan sore
Aroma tanah yg terbasahi
Dan kamu
Seperti ramuan warna yang muncul dan menjadi pelangi
Yang kemudian mewarnai hati
Membayang di pikiranku
Meledakan perasaanku
Aku akan terus menunggu
Untuk kaugapai
Untuk saling mewarnai hati
Ruang kosong ini masih ada
Untukmu

Sang Pelangi Hati 





Merdeka atau Mati?





makian yang menggoyahkan pilar-pilar bumi pertiwi
semua dihembuskan entah oleh siapa
sepertinya sedang ada yang tersenyum senang
menyaksikan drama penghancuran
semua seakan sibuk dengan menuding
menyalahkan
memaki
mencuri
tak ada lagi slogan "Merdeka atau Mati"
mereka kini tengah sibuk
mereka sedang berpura-pura
tuli
lupa ingatan
buta
bahwa bumi yang dipijaknya kini sedang tak dalam keadaan merdeka





Doa





Nafasnya berhembus doa
untuk jiwa -jiwa mungilnya
nafasnya kini masih berhembus doa
untuk jiwa-jiwa yang beranjak dewasa
di setiap sujudnya
di setiap malamnya selalu ada nafas doa
entah berapa banyak permohonan kau kirimkan kepada Tuhan
aku tahu kau tak akan pernah berhenti memohon
dan berhenti mengembuskan nafas doa
untukku,untuk kedua jagoannya, untuk kekasih seumur hidupnya
Ibu………

Monday, September 12, 2011

Aku dan secangkir Moccacino

Kemarau membuat kota bandung di pagi hari seperti musim dingin
Tak mudah untuk menanggalkan selimut hangat dan kemudian beraktifitas
Kulihat jalanan sudah mulai ramai, setiap orang begitu berusaha untuk tak mengalah pada rasa dingin dan berebut untuk tak dikalahkan oleh waktu sehingga tak heran bunyi klakson mulai memekikan telinga lalu berubah menjadi suara dan sebentuk emosi di pagi hari.
Derap langkah ku dan mereka seperti saling bersahutan untuk tak mengalah kepada setiap detik waktu yang berjalan
Dengan napas yang masih terengah-engah kulemparkan pandanganku ke setiap sudut ruang kelas yang masih ramai, aku hening dalam ramainya ruang kelas kunikmati perjalanan pikiranku yang tenggelam dalam buku yang sedang kubaca.

Waktu menghentikan perjalanan pikiranku, mereka memilih meninggalkan ruang kelas karena dosen berhalangan hadir. Aku memilih untuk duduk sambil menikmati secangkir moccacino di kantin sambil sedikit menghangatkan diri. 
Dengan secangkir moccacino kembali kunikmati perjalanan pikiranku ditemani alunan musik kini aku kembali sibuk dalam pikiranku, sesekali aku melihat beberapa tempat duduk yang masih kosong, pikiranku memutar balik waktu, kulihat hangatnya senyuman kami saat dulu mulai merintis harapan dan mimpi.
Kini kulihat beberapa orang mulai menempati beberapa kursi yang kosong dan mulai sibuk dengan aktifitasnya, ada yang memulai ceritanya, ada yang sibuk dan mulai terlihat khawatir . Aku menjadi penontonnya dan mulai menikmati hening diantara ramai, ternyata tak begitu buruk, seiring dengan berjalannya waktu kuhabiskan secangkir moccacino yang mulai dingin dan kutinggalkan panggung drama tersebut, sambil berharap akan ada waktu  dimana aku dan secangkir moccacino kembali menikmati hari.